Kamis, 06 November 2008

ANALISA PSIKOLOGI SEKSUALITAS PADA KASUS VERI IDHAM HENYANSYAH ALIAS RYAN

Kasus

Seorang pria yang bernama Veri Idham Henyansyah alias Ryan yang telah menghabisi sedikitnya 11 nyawa selama kurun waktu dua tahun, satu diantaranya dimutilasi menjadi 7 potongan. Lelaki 30 tahun yang tengarahi memilki deviasi seksual, yakni seorang gay atau penyuka sesama jenis ini, hingga saat ini masih diteliti motifnya melakukan serangkaian pembunuhan.
Masih belum jelas, karena konflik cintakah atau motif ekonomi karena bukti-bukti justru lebih banyak mengarah pada perampokan berencana. Korban Ryan yang paling awal diketahui, Heri santoso, memang diduga dibunuh karena lebih banyak terpicu kecemburuan cinta meski juga dirampok hartanya, tapi korban-korban berikutnya yang kemudian terungkap, agaknya sesama jenis. Apalagi 2 orang diantaranya 11 korbannya, adalah wanita dan seorang balita usia 3 tahun. Kaum gay di Indonesia pun menyatakan keberatan jika kasus Ryan dihubung-hubungkan dengan orientasi seksualnya sebagai gay.

Analisa

Kasus yang menimpa Ryan dapat dikatakan sebagai kasus psiko pathologi, yang artinya psiko itu berarti jiwa dan pathologi yang artinya penyakit. Dipandang dari segi patologis, tingkah laku abnormal itu adalah akibat suatu kecelakaan, suatu penyakit, atau status kepribadian yang kacau (disorder), yang kita jumpai pada penderita-penderita symptom klinis tertentu misalnya ada banyak unsure ketakutan dan kecemasan khronis yang tidak beralasan pada penderita psikoneurosa; gejala delusi, ilusi, dan halusinasi pada psikosa; juga tingkah laku anti sosial pada pribadi yang sosiopatik
Dari kasus Ryan dapat dilihat dari penyimpangan-penyimpangan selain pembunuhannya yaitu ryan mengalami gangguan berupa kelainan pada seksualitasnya. Ryan diduga menyukai sesama jenis (Homoseks).
Homoseksualitas adalah relasi seks dengan jenis kelamin yang sama atau rasa tertarik dan mencintai jenis seks yang sama. Jumlah pria yang homoseksual diperkirakan 3-4 kali lebih banyak dari pada jumlah wanita homoseksual. Dalam berekspresi homoseksual biasanya dikategorikan menjadi 3, aktif atau cenderung lebih berperan sebagai pria agresif , pasif bertingkah laku dan berperan pasif feminin seperti wanita, dan yang terakhir bergantian peranan atau kadang memerankan fungsi wanita kadang juga memerankan menjadi laki-laki. Bila melihat wajahnya yang kemayu, masyarakat tidak akan mengira bahwa Ryan bisa berperilaku keji terhadap para korbannya. Sebagai pria yang kemayu, mungkin saja Ryan sering diolok-olok oleh lingkungannya.
Siapapun yang mengalami tekanan psikis akan menjadi mudah tersinggung. Orang yang mudah tersinggung mudah melakukan perbuatan yang tak terduga. Selain itu sebagian besar korbannya laki-laki yang memiliki orientasi seksual yaitu homoseksual, ini menandakan bahwa Ryan juga mengalami hal yang sama. Orientasi seksual yang dialami Ryan bisa disebabkan karena trauma masa lalunya terhadap perempuan.

Kebenciannya terhadap perempuan membuat Ryan memilih berhubungan dengan laki-laki. Selama menjalin dengan laki-laki, ia berperan sebagai perempuan. Namun dari sisi religi, Ryan dikenal sebagai ustad yang suka mengajar anak-anak mengaji. Dalam hal ini dia sebenarnya tau bahwa orientasi seksual yang dialaminya tidak baik dan dibenci masyarakat, maka dari itu ia membunuh orang-orang terdekatnya yang memiliki kerakter seksual yang sama dengan dirinya.

0 komentar: